Kamis, 13 November 2008

Tehnik Animasi Stop Motion

Tehnik Animasi Stop Motion
Paling Sederhana dan Enggak Ada Matinya

Penonton telah dimanjakan oleh beberapa film animasi menggunakan teknik komputerisasi 3 dimensi yang supercanggih. Tapi beberapa sutradara masih konsisten dengan teknik tradisional. Salah satunya adalah karya terbaru Tim Burton berjudul Corpse Bride dengan teknik stop motion!

Film yang diambil dari cerita legenda klasik Rusia abad ke-19 tentang mempelai pria yang tidak sengaja menikahi mayat seorang perempuan ini dengan apik disajikan oleh 3 sutradara sekaligus, yaitu Tim Burton, Mike Johnson, dan Caroline Thompson.Tapi mengapa mereka berani memvisualisasikannya dengan teknik yang sebetulnya dikategorikan teknik yang tradisional? Alasan mereka ternyata masuk akal juga bahwa dengan teknik stop motion kita dapat merasakan dan menghidupkan karakter kita secara handmade sehingga para tokoh tersebut seperti bernapas dari yang awalnya benda mati layaknya Pinokio atau Frankenstein yang baru hidup. Yang membuat saya menikmatinya adalah melihat hasil kekreativitasan tangan seniman yang ada di dalam layar dengan meminimalisasi bantuan komputer, Tim Burton menjelaskan.

Sebenarnya yang dimaksud dengan teknik stop motion adalah teknik di mana sebuah obyek berupa boneka, model, atau gambar digerakkan oleh tangan animator dengan cara memindahkan posisi secara perlahan-lahan. Dan setiap pergerakan itu direkam dengan kamera foto ataupun kamera shooting (film). Nah ketika hasil rekaman itu kita susun berurutan, maka yang tercipta adalah kesan seolah-olah bergerak dan hidup.

Awalnya teknik ini digunakan pada tahun 1902 oleh seorang pionir efek spesial bernama George Melies dengan karyanya berjudul A Trip to the Moon. Lalu teknik tersebut semakin berkembang hingga pada tahun 1925 Willis OBrien mencoba membuat film tentang dinosaurus yang terbuat dari clay dengan judul The Lost World dan disusul dengan karya klasiknya berjudul King Kong pada tahun 1933. Kini semakin banyak karya-karya stop motion seperti Chicken Run oleh Aardman Animations, studio animasi spesialisasi stop motion yang didirikan Peter Lord dan David Sproxton tahun 1972. Film The Nightmare before Christmas oleh Tim Burton dan yang paling gres tentunya Corpse Bride.

Stop Motion di Indonesia

Beberapa gebrakan baru dalam film Corpse Bride dapat kita temukan. Pertama, film ini termasuk pionir dalam kategori stop motion berdurasi panjang yang menggunakan alat editing Apple Final Cut Pro. Kedua, film ini yang pertama kali menggunakan kamera digital SLR still photography untuk merekam adegannya. Terakhir, Corpse Bride tidak lagi menggunakan film seluloid konvensional untuk menyimpan gambarnya yang biasa dilakukan oleh animator stop motion lainnya, namun lebih memilih full digital!

Nah bagaimana dengan perkembangan stop motion di negeri sendiri? Kayaknya sih masih jarang yang meliriknya karena kebanyakan masih terbuai dengan kecanggihan teknik animasi komputerisasi seperti 3D animation dan lainnya. Selain itu banyak pula yang menganggap teknik ini sudah kuno. Tapi jangan salah lho, walaupun tergolong teknik yang sudah enggak up to date, di festival film pendek tingkat nasional seperti Jakarta International Film Festival (Jiffest) tahun 2004, pemenang pertamanya adalah karya stop motion berjudul Stop Human Cloning ber-budget hanya 500.000 rupiah.

Ada juga festival Hello;Fest Motion Picture Arts Volume 2 yang baru saja diselenggarakan, salah satu pemenangnya memanfaatkan teknik stop motion menggunakan gambar kapur berjudul Help! Karya Firman Wijasmara dengan modal papan tulis, kapur, dan kamera digital pinjaman ini meraih hadiah fasilitas produksi senilai 15 juta rupiah.

Jadi, teknik stop motion enggak kalah dengan teknik animasi lainnya. Yang penting karya kita unik dan orisinal. Nah tunggu apa lagi? Yuk mulai bikin animasi stop motion dan daftarkan ke festival nasional maupun internasional!

Wahyu Aditya, Penulis adalah President Director Hello; Motion School of Animation & Cinema

Sumber : http://www2.kompas.com/